Jumat, 10 September 2010

Sejarah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)




Pada beberapa tahun terakhir ini, PTK mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya kesadaran para guru dan para peneliti di bidang pendidikan akan manfaat PTK bagi perbaikan proses pembelajaran di kelas. 
Sebenarnya PTK sudah dilaksanakan oleh guru sejak ada proses pembelajaran secara klasikal, meskipun tidak disadari oleh guru. Pada saat itu sudah dilakukan upaya perbaikan proses pembelajaran di kelas, namun pada saat itu belum dinamakan PTK. Sejak ada proses pembelajaran, praktis PTK sudah ada, hanya saja belum ada laporan secara tertulis tentang upaya perbaikan pembelajaran di dalam kelas.
Sebelum PTK banyak dikenal orang, sudah ada penelitian yang berkaitan dengan kegiatan kelas, yang dikenal dengan Penelitian Kelas (Classroom Research) dan penelitian tindakan (action research). Pada dasarnya, PTK berawal dari penelitian tindakan yang pada proses perkembangannya menekuni salah satu kawasan pendidikan, yang kita kenal dengan “kelas”. Jadi PTK dapat dinyatakan sebagai perpaduan antara penelitian tindakan dan penelitian kelas.
PTK pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin. Pada waktu itu, PTK dipakai untuk mendeskripsikan penelitian yang merupakan perpaduan antara pendekatan eksperimental dalam bidang ilmu social dengan program tindakan social untuk menanggapi masalah social.
Dalam perkembangannya, PTK tidak hanya digunakan untuk bidang social dan ekonomi. Pada tahun 1952-1953, Stephen Corey memakai model PTK untuk penelitian tindakan dalam dunia pendidikan. Menurutnya, dengan PTK perubahan dapat dilaksanakan dan dirasakan oleh semua praktisi pendidikan.
Pada tahun 1967-1972 ada suatu proyek di Inggris yang menekankan pentingnya percobaan kurikulum dan pentingnya pengembangan kurikulum (Schools Council’s Humanities Curriculum Project atau HCP). Kepala HCP, Lawrence Steen House (1975) memperkenalkan istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai peneliti.
Sekitar tahun 1972-1975, ada proyek yang dinamakan Ford Teaching Project, yang dipimpin oleh John Elliot dan Clem Adelman (Hopkins, 1993 : 32). Ada 40 guru Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang dilibatkan dalam penelitian ini untuk menelaah praktek kelasnya dengan penelitian tindakan, sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan pengejaran mereka. Dari sinilah muncul istilah penelitian tindakan kelas.
Pada tahun 1976 didirikan suatu jaringan penelitian tindakan kelas yang dinamakan classroom action research, yang berpusat di Cambridge Institute. Selanjutnya pada tahun 1980-an guru-guru di proyek John Elliot memusatkan kegiatan pada “adanya kesenjangan antara mengajar untuk pemahaman dan mengajar untuk kebutuhan”. Sejak saat itu, banyak perhatian ditujukan pada PTK, karena semakin tingginya kesadaran guru akan manfaat PTK.
Perkembangan PTK di Indonesia masih relative muda. Pada tahun 1994-1995 proyek PGSD memprogramkan penelitian kebijakan dan penelitian tindakan dengan topic ke-SD-an. Namun pada waktu itu belum ditekankan pada penelitian tindakan kelas, karena PTK masih merupakan “hal baru”. Kemudian pada tahun 1996-1997, proyek penelitian guru SD memprogramkan penelitian tindakan kelas bagi dosen-dosen PGSD di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan guru-guru SD. Sejak saat itu, penelitian tindakan kelas mulai berkembang sebagai suatu penelitian kolaboratif di dalam kelas sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

1 komentar:

  1. Titanium EDC - Titanium Edc
    For sale are titanium edc. The main product sugarboo extra long digital titanium styler of toaks titanium this kit is a high quality, high titanium wedding band quality, quality titanium tv alternative ceramic products. The kit is designed titanium nipple barbells to

    BalasHapus