Jumat, 10 September 2010

Sejarah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)




Pada beberapa tahun terakhir ini, PTK mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya kesadaran para guru dan para peneliti di bidang pendidikan akan manfaat PTK bagi perbaikan proses pembelajaran di kelas. 
Sebenarnya PTK sudah dilaksanakan oleh guru sejak ada proses pembelajaran secara klasikal, meskipun tidak disadari oleh guru. Pada saat itu sudah dilakukan upaya perbaikan proses pembelajaran di kelas, namun pada saat itu belum dinamakan PTK. Sejak ada proses pembelajaran, praktis PTK sudah ada, hanya saja belum ada laporan secara tertulis tentang upaya perbaikan pembelajaran di dalam kelas.
Sebelum PTK banyak dikenal orang, sudah ada penelitian yang berkaitan dengan kegiatan kelas, yang dikenal dengan Penelitian Kelas (Classroom Research) dan penelitian tindakan (action research). Pada dasarnya, PTK berawal dari penelitian tindakan yang pada proses perkembangannya menekuni salah satu kawasan pendidikan, yang kita kenal dengan “kelas”. Jadi PTK dapat dinyatakan sebagai perpaduan antara penelitian tindakan dan penelitian kelas.
PTK pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin. Pada waktu itu, PTK dipakai untuk mendeskripsikan penelitian yang merupakan perpaduan antara pendekatan eksperimental dalam bidang ilmu social dengan program tindakan social untuk menanggapi masalah social.
Dalam perkembangannya, PTK tidak hanya digunakan untuk bidang social dan ekonomi. Pada tahun 1952-1953, Stephen Corey memakai model PTK untuk penelitian tindakan dalam dunia pendidikan. Menurutnya, dengan PTK perubahan dapat dilaksanakan dan dirasakan oleh semua praktisi pendidikan.
Pada tahun 1967-1972 ada suatu proyek di Inggris yang menekankan pentingnya percobaan kurikulum dan pentingnya pengembangan kurikulum (Schools Council’s Humanities Curriculum Project atau HCP). Kepala HCP, Lawrence Steen House (1975) memperkenalkan istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai peneliti.
Sekitar tahun 1972-1975, ada proyek yang dinamakan Ford Teaching Project, yang dipimpin oleh John Elliot dan Clem Adelman (Hopkins, 1993 : 32). Ada 40 guru Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang dilibatkan dalam penelitian ini untuk menelaah praktek kelasnya dengan penelitian tindakan, sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan pengejaran mereka. Dari sinilah muncul istilah penelitian tindakan kelas.
Pada tahun 1976 didirikan suatu jaringan penelitian tindakan kelas yang dinamakan classroom action research, yang berpusat di Cambridge Institute. Selanjutnya pada tahun 1980-an guru-guru di proyek John Elliot memusatkan kegiatan pada “adanya kesenjangan antara mengajar untuk pemahaman dan mengajar untuk kebutuhan”. Sejak saat itu, banyak perhatian ditujukan pada PTK, karena semakin tingginya kesadaran guru akan manfaat PTK.
Perkembangan PTK di Indonesia masih relative muda. Pada tahun 1994-1995 proyek PGSD memprogramkan penelitian kebijakan dan penelitian tindakan dengan topic ke-SD-an. Namun pada waktu itu belum ditekankan pada penelitian tindakan kelas, karena PTK masih merupakan “hal baru”. Kemudian pada tahun 1996-1997, proyek penelitian guru SD memprogramkan penelitian tindakan kelas bagi dosen-dosen PGSD di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan guru-guru SD. Sejak saat itu, penelitian tindakan kelas mulai berkembang sebagai suatu penelitian kolaboratif di dalam kelas sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

OPERASIONAL AMPLIFIER (op am


                   
Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial. Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground).
Operasional amplifier Juga disebut sebuah op amp.Sebuah khusus linear sirkuit terpadu (IC) yang terdiri beberapa Transistor, resistors, diodes, dan kapasitor, saling menghasilkan keuntungan lebih dari berbagai frekuensi.Satu pengeras dapat terdiri seluruh IC, atau IC dapat berisi beberapa amplifiers.Yang dual op amp dan quad op-amp umum adalah varian.Berisi satu beberapa ICS atau lebih amplifiers selain sirkuit lainnya. Perangkat dapat digunakan dengan resistance-capacitance (RC) untuk membangun jaringan kombinasi aktif filter untuk digunakan pada frekuensi audio.
Operasional amplifier atau biasa disebut penguat amplifier adalah merupakan suatu komponen elektronika berupa integrated circuit  (IC) yang terdiri atas bagian differensial amplifier, common emiter amplifier dan bagian push-pull amplifier.
Operasional amplifier memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat operasional:
http://www.ilmu.8k.com/pengetahuan/opamp/opampl2.gif



Bagian output Op-amp ini biasanya dikendalikan dengan umpan balik negatif (negative feedback) karena nilai gain-nya yang tinggi.

Prinsip Dasar
http://www.e-dukasi.net/pengpop/datafitur/peng_populer/PP_24/images/opamp02.jpgSuatu amplifier dapat dikatagorikan operasional jika memenuhi tiga karakteristik utama, yakni:
1. Very high gain (200.000 kali)
2. Very high input impedance
3. Very low output impedance


1.      Karakteristik Ideal Penguat Operasional

Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
¨ Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = -¥
¨ Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
¨ Hambatan masukan (input resistance) RI = ¥
¨ Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
¨ Lebar pita (band width) BW = ¥
¨ Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
¨ Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp.

1.1  Penguatan Tegangan Lingkar Terbuka

Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan diferensial Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang diterapkan padanya seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal, penguatan tegangan lingkar terbuka adalah:

AVOL = Vo / Vid = - ¥
AVOL = Vo/(V1-V2) = - ¥

Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid. Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB).
Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil.




Berikut adalah sedikit cara untuk menghitung penguat beberapa fungsi pada Op-amp.

1. Penguat pembalik (Inverting amplifier)
inv-amp
Untuk menghitung besar penguatannya adalah :
Av = Vo / Vi = – Rf / Ri
Keterangan :
Av = Penguatan amplifier
Vo = Tegangan keluaran
Vi = Tegangan masukan
Rf = Resistor
Ri = Resistor input
Besar penguatannya bernilai negatif disini maksudnya adalah nilai sudut fasenya yang berkebalikan dengan masukannya.
2. Penguat tak membalik (non inverting amplifier)
non-inv-amp
Nilai penguatannya adalah :
Av = Vo / Vi = 1 + ( Rf / Ri )
Keterangan :
Av = Penguatan amplifier
Vo = Tegangan keluaran
Vi = Tegangan masukan
Rf = Resistor
Ri = Resistor input
yaitu hanya sedikit ilmu yang bisa aku sharing disini, untuk kelanjutannya Insya Allah akan masuk pada fungsi op amp yang lain.

1.2 Tegangan Ofset Keluaran

Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran dari Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga VOO = 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR (common mode rejection) ideal. Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset VOO biasanya berharga sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan balik maka harga VOO akan menjadi cukup besar untuk menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu diterapakan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan Vid = 0, tegangan keluaran VO juga = 0. Apabila hal ini tercapai,

1.3  Hambatan Masukan

Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5 kW hingga 20 MW, tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka hambatan masukan OpAmp akan meningkat.Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan. Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar, maka sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar.

1.4  Hambatan Keluaran

Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan keluaran RO Op Amp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran yang kecil sangat diharapkan.
Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.

1.5  Lebar Pita

Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan. Sebagian besar Op Amp serba guan memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga harus didukung komponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat bekerja dengan baik.

1.6  Waktu Tanggapan

Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah.
Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak langsung berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro detik hal ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi kondisi steady state. Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.

1.7  Karakteristik Terhadap Suhu

Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal, karakteristiknya tidak berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan.


2.1 Kegunaan dari Operasional amplifier
Penggunaan dari Operasional amplifier meliputi: amplifier atau penguat biasa (non-Inverting Amplifier), Inverting Amplifier, komputer analog (operasi jumlah, kurang, integrasi, dan diferensiasi), dll.
Keuntungan dari penggunaan Operasional Amplifier adalah karena komponen ini memiliki penguatan (A) yang sangat besar, Impedansi input yang besar, (Zin) dan Impedansi Output yang kecil (Zout). Selain dari itu, kemampuan interval frekuensi dari komponen ini sangat lebar.

3.1 KEUNTUNGAN OP-AM
Keuntungan dari penggunaan Op Amp adalah karena komponen ini memiliki penguatan (A) yang sangat besar, Impedansi input yang besar, (Zin) dan Impedansi Output yang kecil (Zout). Selain dari itu, kemampuan interval frekuensi dari komponen ini sangat lebar.
Penggunaan dari Op-amp meliputi: amplifier atau penguat biasa (non-Inverting Amplifier), Inverting Amplifier, komputer analog (operasi jumlah, kurang, integrasi, dan diferensiasi), dll.
4.1 JENIS OP-AM
Ada banyak jenis OpAmp, namun yang umum dijual di pasaran adalah OpAmp 741.
OpAmp type 741 dijual dengan dua tampilan, yakni silinder dan DIL (Dial In Line). Yang berbentuk silinder berkaki 8 pin, sedangkan yang berbentuk DIL ada yang berkaki 8 pin, namun ada juga yang berkaki 14 pin.
Nomor pin untuk 8 kaki dan 14 kaki:
Pin 1 (3) + Pin 5 (9) untuk penyetelan 0 volt.
Pin 2 (4) untuk inverting input.
Pin 3 (5) untuk noninverting input.
Pin 4 (6) untuk ground atau tegangan negatif.
Pin 6 (10) terminal keluaran (output).
Pin 7 (11) untuk tegangan positif.
Nomor pin dalam kurung untuk DIL 14 kaki.

PENGERTIAN HAMBATAN, TEGANGAN, KUAT ARUS DAN BUNYI HUKUM OHM


PENGERTIAN HAMBATAN, TEGANGAN, KUAT ARUS
DAN BUNYI HUKUM OHM

1. HAMBATAN

            Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:
R = V/I
di mana V adalah tegangan dan I adalah arus.
Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).
Bahan yang digunakan untuk hambatan listik adalah resistor
Resistor
Resistor atau yang biasa disebut (bahasa Belanda) werstand, tahanan atau penghambat, adalah suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan terhadap perpindahan elektron (muatan negatif).
Resistor merupakan salah satu komponen terpenting pada sebuah rangkaian elektronika. Anda dapat melihat resistor hampir pada semua rangkaian elektronika.
Resistor disingkat dengan huruf "R" (huruf R besar). Satuan resistor adalah Ohm, yang menemukan adalah George Ohm (1787-1854), seorang ahli fisika bangsa Jerman. Tahanan bagian dalam ini dinamai konduktansi. Satuan konduktansi ditulis dengan kebalikan dari Ohm yaitu mho.
Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistensi atau hambatan listrik. Besarnya diekspresikan dalam satuan Ohm. Suatu resistor dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm apabila resistor tersebut menjembatani beda tegangan sebesar 1 Volt dan arus listrik yang timbul akibat tegangan tersebut adalah sebesar 1 ampere, atau sama dengan sebanyak 6.241506 × 1018 elektron per detik mengalir menghadap arah yang berlawanan dari arus.
Beberapa fungsi dari Resistor ialah sebagai berikut:
  • Membatasi arus listrik yang mengalir ke komponen lain. Beberapa komponen elektronika, misalnya LED (Light Emiting Diode) membutuhkan arus listrik agar bisa bekerja. Tetapi apabila arus yang mengalir pada LED tersebut terlalu besar maka dapat merusak LED tersebut. Anda dapat menggunakan resistor untuk mengatasi masalah ini.
  • Mengurangi tegangan pada suatu bagian di rangkaian elektronika. Beberapa rangkaian elektronika membutuhkan tegangan kerja yang berbeda - beda pada setiap bagiannya. Hal ini dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan resistor. Sambungan resistor seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. merupakan rangkaian pembagi tegangan. Misalnya anda mempunyai 2 buah resistor yang nilainya sama, maka tegangan diantara kedua resistor tersebut ialah setengah dari tegangan yang menyuplai resistor tersebut.






kriptografi kuantum

BAB I
PENDAHULUAN
Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: “cryptós” artinya “secret” (rahasia), sedangkan “gráphein” artinya “writing” (tulisan). Jadi, secara singkat kriptografi berarti “secret writing” (tulisan rahasia). Berdasarkan definisi kriptografi yang dikemukakan dalam [SCH96]: Kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan (Cryptography is the art and science of keeping messages secure), terlihat bahwa kriptografi bukan hanya sekedar proses sains untuk menyandikan pesan, tetapi didalamnya terdapat juga seni untuk membuat metode-metode untuk menyandikan pesan. Tentunya hal ini membutuhkan daya kreatifitas manusia untuk membuat sebuah sandi yang sulit dipecahkan. Disinilah letak keunikan kriptografi. Dibutuhkan sebuah kerjasama antara kreatifitas dan akal cerdas untuk mengenkripsi dan mendekripsikan pesan.
Ilmu kriptografi sudah lama digunakan dan sekarang sudah ada mesin canggih yang Khusus dibuat untuk maksud tersebut. Meskipun demikian, ada satu kekurangan yang belum terselesaikan. Misalnya si Ana ingin mengirim informasi yang tidak boleh diketahui oleh orang lain kecuali si Joe. Keduanya dapat membeli mesin pengacak untuk dipakai. Si Ana harus memilih kunci (sandi) yang digunakannya untuk mengacak informasi dengan alat tersebut. Informasi yang sudah diacak tadi dikirim ke si Joe. Tidak perlu khawatir karena orang lain tak akan dapat membaca isinya secara tepat. Agar si Joe dapat membaca informasi yang dikirimkan oleh si Ana tadi, meskipun dia punya mesin pengacak yang sama dengan milik si Ana tetapi dia harus tahu kunci sandinya. Persoalannya, bagaimana cara si Ana memberitahu si Joe tentang kunci sandinya itu. Jika diberitahukan lewat telepon, jangan-jangan ada yang menyadapnya. Kalau dikirim dengan kurir, apakah
orangnya dapat dipercaya. Intinya, si Ana harus menggunakan saluran komunikasi tertentu, yang sukar disadap atau dibocorkan kepada orang lain, untuk memberi tahukan kunci sandinya tadi kepada si Joe. Kriptografi Kuantum ini diperkirakan dapat digunakan untuk mengirim kunci sandi tadi dengan cara yang tidak mungkin diketahui orang lain kecuali si Joe.


BAB II
ISI
1. Mekanika Kuantum
Mekanika Kuantum menggunakan ‘bahasa’ yang sangat abstrak. Ungkapan-ungkapan gejala alam dilukiskan secara matematika dalam sebuah Ruang Vektor R, yang dimensinya kadang-kadang sangat besar, tak berhingga. Artinya, ruang tersebut dibangun oleh sebuah kumpulan vektor yang ortonormal, ukuran satuannya sama dan saling ‘tegak-lurus’ satu sama lain.Keadaan obyek kita dilukiskan oleh sebuah ‘state vector’ |>. dalam Ruang Vektor R tadi. Setiap vektor dalam R selalu dapat dituliskan sebagai kombinasi linier dari vektor-vektor ortonormal pembangun R, dengan koefisien yang nilainya bilangan kompleks. Jadi, kalau kumpulan vektor ortonormal pembangun R tadi kita tuliskan sebagai |0>, |1>, |2>, …dst, maka kita boleh menuliskan |> sebagai

c1, c2, …bilangan kompleks
‘Observable’ , yaitu besaran fisika yang biasa kita amati atau kita ukur, dalam ‘bahasa’ ini dilukiskan oleh sebuah operator A dalam R dengan sifat self- adjoint. Artinya kalau diungkapkan dalam representasimatriks, transpos dari complex-conjugate-nya mempunyai nilai sama dengan matriksnya sendiri.
Aji * = Aij

Sifat ini menjamin bahwa nilai eigen dari operator tersebut selalu berupa bilangan riil, meskipun elemen matriksnya sendiri boleh berupa bilangan kompleks. Fungsi-fungsi eigen dari sebuah operator yang melukiskan observable tadi, jika di normalisasikan besarnya, dapat berfungsi sebagai basis ortonormal dari Ruang Vektor R. Karena itusetiap status vektor seperti |> _juga dapat dituliskan sebagai kombinasi linier dari basis ortonormalnya operator A.

Berbeda dengan aturan mekanika klasik, bila kita melakukan pengukuran besaran yang dilukiskan oleh operator A tadi, maka nilai yang muncul sebagai hasil pengukuran tersebut hanyalah nilai eigen dari operator A tadi. Jadi seandainya |0>, |1>, |2>, …dst itu kebetulan set ortonormal dari vektor eigen operator A, maka tentunya kita dapat menuliskan :

dengan a1, a2, ….adalah nilai eigen dari operator A. Pada kebanyakan kasus nilai a1, a2, .. untuk besaran momentum sudut misalnya, berupa bilangan diskrit. Itulah sebabnya penyajian seperti ini dinamakan kuantum, tidak seperti yang lazim kita temukan sehari-hari bahwa momentum sudut sebuah benda yang bergerak nilainya boleh berapa saja. Jika obyek yang kita garap itu ada pada “state” |> yang boleh ditulis sebagai

maka pengukuran kita akan menghasilkan nilai a1 dengan peluang |c1c1*|, atau menghasilkan nilai a2 dengan peluang |c2c2 *|, …dst. ‘Kelainan’ yang lebih jauh lagi dalam Mekanika Kuantum adalah bahwa bila pengukuran besaran A tadi ternyata menghasilkan nilai a2 misalnya, maka “state” obyek kita langsung berubah menjadi |2>. Jadi kita kehilangan informasi tentang kondisi obyek kita sebelum pengukuran.Tentu saja aturan atau teori semacam ini tidak mudah diterima orang banyak. Tetapi rupanya perangai alam ini memang begitu, dan kita tidak bisa merubahnya. Kalau itu memang yang ‘benar’ ya harus diterima, bahkan barangkali justru kita berupaya mencari cara bagaimana dapat memanfaatkannya.
Kenyataan yang ‘aneh’ itulah yang akan dimanfaatkan dalam teknik kriptografi kuantum. Bahkan diperkirakan kriptografi cara kuantum ini justru manjadi sistem sandi yang bisa dijamin tak dapat disadap orang lain yang tidak berhak mengetahuinya.

2. Proses Komputasi Secara Mekanika Kuantum
Ilmu dan teknologi komputer telah berkembang dengan pesat. Semua aturan yang dipakai adalah aturan yang lazim dikenal dalam ilmu fisika klasik. Salah satu basis dasar yang membangun komputasi saat ini adalah penggunaan ‘bahasa’ yang hanya punya dua kemungkinan, “nyala” atau “padam” karena beroperasi dengan listrik. Yang lebih sering digunakan adalah istilah bahasa aljabar Boolean : “benar” (true) dan “salah” (false). Atau juga kalau dikaitkan dengan perwujudan bilangan dipakai “sistim bilangan biner”, hanya mengenal angka 0 dan angka 1 saja.

Peralatan mesin komputer yang ada saat ini menggunakan basis rangkaian listrik dalam bentuk yang sangat kecil yang berfungsi sebagai satuan “nyala-padam” yang dinamakan bit. Agar memungkinkan bekerja dalam jumlah yang sangat banyak, ukuran wujudnya diperkecil. Proses memperkecil atau sering disebut ‘miniaturisasi’semacam itu tentu ada batasnya. Jika sudah dekat dengan orde 10 nanometer, yaitu kira-kira ukuran molekul atau atom, maka harus berhenti. Dalam wilayah ini perangai alamnya dikendalikan oleh
mekanika kuantum yang berbeda dengan mekanika klasik. Karena itu diselidikilah cara-cara baru melakukan komputasi berdasar pada mekanika kuantum.

Agar upaya pemanfaatan mekanika kuantum ini dapat berkembang cepat perlu dimanfaatkan ‘bahasa’ yang sudah lazim dipakai selama ini, yaitu dipilih Ruang Vektor R yang dimensinya-2, sebagai langkah awalnya. Vektor basisnya boleh dinamakan |0> dan |1>. Kalau dalam ilmu komputer pasangan bilangan 0 dan 1 itu disebut bit, dalam mekanika kuantum akan disebut qubit, singkatan dari ‘quantum bit’.

Wujud fisik yang diperkirakan mirip dengan itu adalah spin elektron atau nukleon, yang hanya memilikidua status kuantum. Mekanika kuantum untuk spin elektron atau nukleon pembahasannya lebih sulit karena harus menggunakan cara yang sesuai dengan cirinya, yaitu spinor.Pilihan lain yang matematikanya lebih sederhana
adalah status polarisasi dari foton. Seperti kita kenal gelombang elektromagnetik (foton), pada bidang yang tegaklurus arah penjalarannya boleh mempunyai status polarisasi dalam ruang dimensi dua. Sebagai vektor basisnya bisa dipilih status polarisasi datar (horisontal), dan status polarisasi tegak (vertikal).
Tentunya itu dapat kita nyatakan sebagai status |0> dan status |1>. Status pada umumnya |> selalu dapat kita nyatakan | sebagai kombinasi linier dari |0> dan |1>. Jadi sebuah foton umumnya dalam kondisi

| > = a | 0 > + b | 1 >

dengan a, b adalah konstanta.

Pada keadaan seperti itu, jika kita melakukan pengukuran polarisasinya, yang akan kita peroleh adalah : datar dengan peluang |a|2 atau tegak dengan peluang |b|2. Aturan mekanika kuantum juga menyatakan bahwa jika hasil pengukuran adalah datar maka foton tadi berubah status dari |> menjadi |0>. Begitu pula halnya, jika pengukurannya menghasilkan
nilai tegak, maka foton akan berubah dari status |> menjadi |1>. Untuk maksud pembahasan selanjutnya,
kita akan memilih dua vektor khusus, yaitu


Keduanya, jika diukur memberi peluang (1/2) untuk menghasilkan |0> dan peluang (1/2) untuk menghasilkan |1>. Vektor basis BS1 = {|0>,|1>} tentunya bukan satu satunya basis yang boleh digunakan. Kita boleh memilih basis lain misalnya BS2 = {|0’>, |1’>} yang dapat disusun dari {|0>,|1>} melalui sebuah transformasi ‘Unitary’. Basis BS2 tetap ortonormal seperti halnya dengan basis BS1, dan dapat digunakan sebagai acuan pengukuran. Akan kita pilih basis BS2
= {| + >, | - >}. Dalam bentuk diagram, kalau kita artikan |0> sebagai polarisasi horisontal dan |1> sebagai polarisasi vertikal, kita dapat melukiskannya sebagai berikut :

Jika pengukuran kita lakukan dengan basis BS2, maka ungkapan |+> menjadi status polarisasi horisontal, jadi ungkapannya menjadi |0>. Begitu pula dengan |-> dalam pengukuran acuan BS2 nilainya menjadi |1>. Untuk memudahkan ilustrasi berikutnya, kita akan menggunakan diagram acuan BS1 dan BS2 dalam bentuk berikut ini :

3. Kriptografi Kuantum Sederhana
Misalkan si Ana dan si Joe (yang tidak berada di tempat yang sama) ingin berkomunikasi dengan cara yang tidak boleh diketahui oleh orang lain. Keduanya memiliki alat pengacak canggih yang sama. Pada suatu saat si Ana ingin mengirimkan informasi rahasia itu kepada Joe. Persolannya, bagaimana cara mengirim “kunci” sandinya agar hanya Joe yang mengetahuinya. Berikut adalah gagasan Bennett dan Brassard di tahun 1984.
• Langkah 1 : si Ana mengirimkan sejumlah foton satu persatu dengan status polarisasi acak antara |0>, |1>, |+>, dan |-> kepada si Joe.

• Langkah 2 : si Joe mengatur pengamatan terhadap foton-foton kiriman si Ana, dengan menggunakan detektor lewat basis BS1 dan BS2 secara acak juga. Tentunya sebanyak foton yang dikirimkan oleh si Ana.

• Langkah 3: Hasil pengukuran si Joe dicatat tetapi dirahasiakannya. Sedangkan urutan pilihan acak cara pengukuran, BS1 dan BS2 dikomunikasikan kepada si Ana (boleh lewat telepon kalau mau).

• Langkah 4: si Ana yang memiliki data tentang kiriman status-status polarisasi foton yang tadi di lepaskan, memberitahukan kepada si Joe, mana diantara deretan pengukuran yang ‘benar’ . Maksud kata ‘benar’ adalah : jika yang dikirim itu |0> atau |1> maka pengukuran dilakukan lewat BS1; kalau yang dikirim itu |+> atau |-> pengukuran dilakukan lewat BS2.

• Langkah 5 : si Joe yang menyimpan hasil pengukurannya itu kemudian membuang data-data pengukuran yang menurut informasi dari si Ana dinyatakan salah. Nilai biner sisanya (yang benar) 01100101… itulah yang menjadi kesepakatan “kunci” sandi antara Ana dengan Joe.
Dalam bentuk diagram (hanya enam foton berturut- turut yang diungkapkan dalam gambar) skema komunikasi itu dilukiskan sebagai berikut:

ingin diketahui kegiatannya.

Hasil ini dengan sendirinya diketahui oleh Ana dan diketahui oleh Joe. Ana membuat kiriman informasi dengan menggunakan sandi ini yang diperintahkan kepada Alat Pengacak yang dimilikinya. Joe membaca dengan menggunakan sandi yang sama pada Alat Pengacak yang dimilikinya. Mestinya isinya jelas. Bagaimana jika seandainya ada orang lain yang menyadap informasi tadi. Artinya, kiriman foton-foton oleh Ana ditangkap orang lain, namakanlah si Erwin. Tentunya si Erwin tidak dapat menyampaikan informasi kepada Ana tentang urutan cara mengamatinya, sebab sebagai penyadap Erwin tak

Ketika dipakai untuk kunci sandi : jelas hasilnya salah ( isinya kacau ). Kalau si Erwin kemudian ‘membaca’ ungkapan si Joe dan menerapkan pada hasilnya sendiri, akan mendapatkan |0>, |0>, |0>, |1> . Jadi juga tidak sesuai dengan kunci sandi yang dipakai oleh si Ana untuk memerintah Alat Pengacak. Tentu saja jumlah foton yang dikirimkan jumlahnya cukup besar, bukan hanya 6 seperti yang dilukiskan oleh skema ini.





BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Jika saja pengamanan kriptografi itu ternyata sangat sederhana seperti contoh ini, mengapa tidak dilakukan sekarang juga? Bukankah kita punya sinar laser sebagai sumber foton, serat optik sebagai penyalur, serta polarisator sebagai penangkapnya ? Kita harus ingat bahwa aturan Mekanika Kuantum seperti itu hanya berlaku buat foton tunggal. Berkas sinar laser yang kita pakai itu adalah kumpulan (sering disebut ‘ensemble’) foton. Sifat ensemble foton tidak sama dengan perangai foton tunggal. Ensemble foton ada dalam keadaan yang dalam mekanika kuantum disebut mixed state, sedangkan sebuah foton tunggal ada dalam keadaan yang disebut pure state. Hanya pure state boleh memiliki status seperti |> = a.|0> + b.|1> ini. Mixed state dalam mekanika kuantum diungkapkan dengan bentuk “density matrix”. Jadi, salah satu tantangan untuk mewujudkan kriptografi kuantum ini adalah membuat generator yang memunculkan foton satu demi satu.

TIPS & TRICK MEMPERCEPAT KONEKSI INTERNET



Saat anda browsing atau membuka suatu website di internet entah dari warung internet ataupun dari rumah, mungkin anda sering mengeluh akan lambatnya akses untuk menampilkan website tersebut. Padahal akses internet di Indonesia sekarang ini masih terhitung mahal. Sebenarnya ada cara-cara mudah untuk meningkatkan kecepatan akses internat anda tanpa harus membayar biaya lebih mahal. Beberapa diantaranya adalah dengan menyetting browser kita, menggunakan openDNS, dan menggunakan Google Web Accelerator.

Untuk menerapkan trik-trik tersebut sangat mudah. Cara pertama yaitu menyetting browser dapat dilakukan oleh pengguna Internet Explorer dan Mozilla Firefox. Bagi pengguna Internet Explorer klik menu [Tools] [Internet Option], klik tab [General]. Pada opsi “Temperory Internet files”, klik [Settings] lalu Geser slider-nya. Hal itu untuk membuat cache (lokasi penyimpanan sementara) untuk web yang anda buka, sebaliknya disediakan sekitar 5% dari Hard disk.

Bagi pengguna Mozilla Firefox anda dapat mengetikkan “about:config” pada address bar,. setelah itu ubah “network.http.pipelining” dan “network.http.proxy pipelining” menjadi “true”, serta isi “network.http.pipelining.maxrequests” antara 30 –100 ( semakin besar semakin cepat ). Yang terakhir klik kanan dimana saja dan pilih New->Integer , tuliskan “nglayout.initialpaint.delay” lalu isi dengan 0.
Untuk trik kedua, pertama anda harus mendaftar di www.openDNS.com . Setelah itu masuk ke Control Panel dari start menu, pilih network connections lalu pilih koneksi anda dan klik tombol properties. Pada bagian Internet protokol anda bisa pilih TCP/IP dan klik properties. Masukkan angka 208.67.222.222 dan 208.67.220.220 pada opsi DNS dan restart komputer anda.
Setelah melakukan 2 tips di atas sekarang anda pasti akan mendapat kecepatan akses yang lebih kencang. Bagi yang masih belum puas dengan kecepatan aksesnya sekarang dapat menggunakan trik yang ke tiga yaitu Google Web Accelerator. Google Web Accelerator di desain khusus untuk mempercepat akses internet anda, khususnya anda yang menggunakan koneksi broadband (pita lebar) seperti Cable dan DSL. Untuk anda yang menggunakan koneksi lain seperti Dial-up (Telkomnet Instant atau Speedy) maupun satelit atau wave, Google Web Accelerator juga dapat mempercepat aksesnya.
Untuk memakai Google Web Accelerator anda harus memenuhi kriteria antara lain Operating System anda harus Windows XP atau Windows 2000 dan browser anda harus Internet Explorer 5.5+ atau Mozilla Firefox 1.0+. Kalau untuk browser lainnya sebenarnya juga bisa, tetapi anda harus meng-konfigurasi proxy settings dari browser anda dengan menambah 127.0.0.1:9100 pada HTTP. Setelah anda melakukan instalasi, Google Web Accelerator akan menampilkan icon kecil di atas browser anda dan icon tray di pojok bawah layar komputer. Anda dapat mengunduh Google Web Accelerator di http://webaccelerator.google.com .